CAMPUR KODE (CODE MIXING) MASALAH ATAU WAJAR?
CAMPUR KODE (CODE MIXING) MASALAH ATAU WAJAR?
Salam santun berbahasa!
Campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari satu bahasa ke bahasa lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa. Yang termasuk di dalamnya adalah pemakaian kata, klausa, idiom, sapaan, dsb. (Wikipedia)
Baca juga : Dampak negatif campur kode
Pada dasarnya berbicara menggunakan bahasa yang berbeda dalam satu konteks pembicaraan bukanlah hal yang terdengar aneh bagi sebagian orang, bahkan biasa saja. Bisa dikatakan bahwa terkadang seseorang ingin terdengar estetik dengan menambahkan gaya bahasa asing. Tetapi ternyata itu adalah pemantik dari hilangnya berbagai frasa atau kata. Lebih parahnya lagi, campur kode dapat menjadi pembunuh massal frasa atau kata suatu bahasa apa bila telah menjadi kebiasaan. Seseorang akan mengalami keadaan dimana ia akan lebih tahu istilah asing ketimbang padanan katanya.
Berlangganan YouTube : Andrianho Justin
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Setiap frasa atau kata dalam bahasa asing memiliki padanannya sendiri dalam bahasa Indonesia. Untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan, sudah sepatutnya kita mengurangi campur kode dalam wicara publik maupun kehidupan sehari-hari. Tetap mengutamakan bahasa Indonesia.
Bahasa asing memanglah penting, namun kedudukannya tidaklah lebih tinggi daripada bahasa Indonesia di negara kita ini. Bahkan organisasi Duta Bahasa sebagai motor dalam mengkampanyekan pentingnya kebahasaan dan literasi, yang berdiri di bawah naungan Balai Bahasa dan Kementerian Pendidikan menggaungkan Trigatra. Trigatra berisikan tiga nilai kebahasaan, yaitu "Mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan mempelajari bahasa asing". Hal tersebut merupakan sebuah kombinasi kebahasaan yang tepat, karena tetap mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Negara kesatuan republik Indonesia, memelihara identitas dengan tetap melestarikan bahasa daerah, dan tidak menutup diri pada kebaharuan serta menyesuaikan kebutuhan dengan mempelajari bahasa asing.
Berlangganan YouTube : Andrianho Justin
Untuk mengurangi efek dari campur kode tersebut, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, yaitu :
- Mempelajari padanan kata untuk istilah asing.
- Memilih gaya bahasa sesuai dengan konteks kebahasaan.
- Hindari xenoglosofilia / merasa lebih bangga menggunakan bahasa asing.
- Tumbuhkan kesadaran bahwa bahasa adalah identitas diri.
- Mengedukasi diri melalui trigatra kebahasaan.
- Merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia di ruang publik.
Komentar
Posting Komentar