Asal usul nama Desa Cibulan di Lemahsugih, Majalengka

 Berikut ini adalah asal usul desa Cibulan.

Oleh : Andrian



Gambar 1.1 : Masjid Jami Baeturahman Al-khoir di desa Cibulan.

Berikut ini adalah asal usul nama desa Cibulan Kec. Lemahsugih, Kab. Majalengka, Jawa Barat

Seperti asal usul sebuah tempat pada biasanya di Indonesia, sudah umum apabila suatu tempat dikaitkan dengan nama tempat, nama tokoh, atau bahkan hal mistis dan mitos yg tak bisa dijangkau akal kita.

Nah, maka dari itu biasanya memunculkan pemikiran dan simpulan yang beragam. Salah satu contohnya adalah nama Desa Cibulan yang sedang kita bahas kali ini. Muncul banyak persepsi dan anggapan bahwa Nama CIBULAN berasal dari kata CAI/ᮎᮄ (Air dalam bahasa sunda). Bahkan sebagian besar warga mengartikan bahwa CIBULAN mempunyai makna "Cai dari bulan, Cai dari kalangkang bulan, Cai nu herang kawas bulan, dsb. Maka muncullah anggapan, kurang lebih seperti itu asal usul Desa CIBULAN.

Namun semua itu TIDAK BENAR! Setelah saya mengumpulkan semua sumber yang dianggap relevan dan dianggap selaras dengan realita dan fakta, maka saya buatlah artikel ini agar kawan-kawan semua mengenal tentang Asal Usul CIBULAN.

Kisah ini berawal dari kisah seorang Sang hyang/Leluhur. Dikisahkan, ada seorang Pria yg dipercaya oleh Tuhan untuk menjaga dan merawat bumi, dan Ia bernama SANG HYANG MANÉRUS BUMI. Tidak ada catatan kapan ia lahir, namun menurut kisah turun temurun dari mulut ke-mulut, bahwa ia hanya dikatakan sebagai seseorang yang dipercaya untuk mengurus bumi/alam. Diceritakan pada suatu hari, bersamaan dengan diutusnya SANG HYANG MANÉRUS BUMI, terjadilah suatu bencana di daérah CIBULAN yg amat sangat dahsyat, hingga orang-orang dahulu menyebutnya seperti sebuah kiamat kecil. 

Pada hari itu terjadi gempa bumi, longsor dan amblesan tanah yang membuat SANG HYANG MANÉRUS BUMI tertimpa dan terjebak oleh reruntuhan tanah. Dikarenakan Ia adalah seorang yang dipercaya oleh tuhan untuk menjaga bumi dan mempunyai keistimewaan, Ia mampu bertahan hidup selama 7 hari 7 malam didalam tanah tanpa makan dan minum. Selama itu pula Ia mencari jalan untuk bisa keluar.

Dari hari pertama ia tertimbun dan terjebak, ia merangkak menembus tanah, mencoba mencari jalan keluar. Hingga sampai pada suatu waktu, akhirnya ia pun menemukan sebuah celah atau lubang bekas tempat keluarnya mata air (ᮎᮤᮘᮥᮜ᮪/cibul). Hingga pada hari ke-7, Ia dapat keluar dari dalam tanah. 

Sesampainya ia berada diatas tanah tempat berpijak, iapun TUGAG TOGOG (Tokoh pewayangan) atau dapat pula diartikan Melirik ke segala arah. Ia melihat tempat disekitarnya rusak parah sisa bencana yg dasyat. Kemudian dia berjalan ke Arah Kulon/ Barat dari tempat ia keluar, dan menemukan sebuah sumber mata air. Kemudian  ia duduk dan Ngamanah (berfikir). Tentang apa nama yang akan Ia berikan pada Tanah itu. Kemudian tersirat dalam benaknya, bahwa ia keluar dari dalam tanah lewat lubang mata air (ᮎᮤᮘᮥᮜ᮪/cibul). Dan muncullah idé dan gagasan, bahwa satu kata telah ia dapatkan untuk menamai tempat tersebut. Sambil menyebutnya berulang-ulang, Ia merasa bahwa kurang lengkap jika namanya hanya CIBUL saja. Dan setelah berfikir panjang ia pun menambahkan LAN diakhir kalimat, hingga kita kenal saat ini dengan nama CIBULAN. Kemudian Iapun menamai tempat yang dipakainya berfikir (ᮍᮙᮔᮂ/ngamanah) dengan nama yg kita kenal sekarang sebagai blok CIPANAH. Tak hanya itu, ia pun menamai Tempat disekitarnya juga seperti Cileweung, Légok jogjog, Panenjoan, Datar waru dsb.

Nah, dari kisah ini jelas dituturkan bahwa Arti dan Asal usul Desa CIBULAN tidak ada kaitannya sama sekali dengan bulan. Karena kata LAN hanya jadi pelengkap saja. Banyak Filosofi yg dapat kita ambil dari kisah ini. Secara tidak langsung, kisah ini menyiratkan kita agar khususnya Urang CIBULAN dan anak INDONESIA! dianjurkan untuk tidak mudah menyerah, dan harus berfikir sebelum bertindak, bahkan ucapan pun harus difikirkan agar tidak Asbun atau asal bunyi.

#asalusulcibulan #cibulanmajalengka #cibulanlemahsugih


Komentar

Postingan Populer